Pages

Thursday, October 25, 2012

PENGORBANAN SEBUAH CINTA




Insyaallah, pada esok hari, tanggal 26 Oktober 2012 bersamaan dengan 10 Zulhijjah 1433 kita seluruh umat Islam akan menyambut satu perayaan yang disambut julung-julung kalinya pada setiap tahun iaitu Hari Raya Aidiladha. Aidiladha tidak sama ertinya dengan perayaan Aidilfitri. Aidiladha punya kisah pengorbanan yang tersendiri.

Punya satu kisah pengorbanan yang menyentuh jiwa dan perasaan. Kisah cinta Nabi Ibrahim kepada Sang Pencipta-Nya. Kisah cinta yang penuh dengan ujian, penuh dengan pengorbanan, penuh dengan cubaan. 

Kisah cinta yang mungkin akan menjadi cubaan terberat yang pernah ada sepanjang zaman…Kerana pengorbanan demi pengorbanan yang dialami oleh Nabi Ibrahim adalah untuk membuktikan cintanya padaNya... 

Pengorbanan pertama adalah ketika Nabi Ibrahim diharuskan oleh Allah SWT untuk berhadapan dengan ayahnya dan menyampaikan kebenaran akan ke ESA-an Tuhan. Tentu saja ayahnya, sebagai pembuat patung berhala, begitu ketika mengetahui anaknya tidak menyembah berhala. 

Boleh kita dibayangkan? 

Andai kita di posisi Nabi Ibrahim, bagaimana nak beritahu pada ayah kita tentang keyakinan kita, yang amat jelas bertentangan dengan keyakinan dan mata pencarian ayah yang kita cintai… mampukah kita? Bahkan akhirnya bukan hanya dengan ayahnya, tapi juga harus berhadapan dengan kekuasaan Raja Namrud yang begitu besar pengaruhnya dan juga sekaligus berhadapan dengan jilatan api yang panas..... 

Mampukah baginda? 

Alhamdulillah…..Nabi Ibrahim berjaya melakukan itu semua, karena memang cintanya padaNya begitu besar... 


Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". 
(Surah Al Anbiya : 69) 


*****

Pengorbanan yang kedua untuk Nabi Ibrahim adalah sewaktu setelah bertahun-tahun tidak mempunyai anak, akhirnya Nabi Ibrahim dikurniakan seorang anak lelaki melalui pernikahannya dengan Siti Hajar. Setelah anaknya lahir, Allah kemudian kembali mengujinya dengan memerintahkan agar ia meninggalkan Siti Hajar dan anaknya, Ismail, di gurun pasir yang tandus. 


Sebuah ujian yang sangat berat bukan? 

Isteri dan anak tunggalnya harus dia tinggalkan…. 
Mampukah kita melakukan hal itu? 
Meninggalkan seorang isteri yang telah melahirkan zuriat kita ditengah padang tandus seorang diri? 
Meninggalkan anak yang begitu kita inginkan kehadirannya di tengah teriknya matahari dan dinginnya angin malam? 


Walaupun berat hati, namum atas nama cinta yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim pada Allah… 
ia pun melakukannya...kerana memang sungguh itu adalah wahyu dari Allah kepadanya 

(Dan setelah Nabi Ibrahim membuktikan cintanya, atas perintahNya, Air zam-zam pun keluar sebagai survival kedua orang tersebut, disusul kemudian dengan kedatangan orang-orang untuk bermukim di sekitar mata air zam-zam) 


*****

Pengorbanan yang ketiga adalah ketika Nabi Ibrahim bertemu dengan anaknya setelah sekian tahun berpisah, turun lagi wahyu dari ALLAH, yang meminta Nabi Ibrahim untuk menyembelih atau mengorbankan anaknya! 

Sekali lagi cinta Nabi Ibrahim di uji. Antara cinta kepadaNya dengan cintanya kepada dunia..
Dan dengan linangan air mata. Nabi Ibrahim pun meletakkan pisau yang tajam di leher anaknya... 
Bersiap untuk melakukan segalanya demi pembuktian cintanya pada ALLAH, Tuhan sekalian alam... 
Bersiap untuk menyembelih leher puteranya yang begitu dia cinta, demi cinta sejatinya.. 


Dan saat itulah, ketika Nabi Ibrahim berhasil membuktikan bahawa bagi dirinya, keinginan Allah adalah segala-galanyanya.. kembali Sang Maha Pemurah berkehendak.. Allah menukar Nabi Ismail dengan seekor kibasy 

Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. 

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. 

Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. 

Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" 

Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". 

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). 

Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. 

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar 

Karena sesungguhnya bukan darah Nabi Ismail yang dikehendaki oleh ALLAH , 
bukan ketakutan Siti Hajar yang dikehendakiNya, 
dan bukan pula tubuh tua Nabi Ibrahim yang dikehendakiNya... 

Tapi yang diuji adalah cinta Nabi Ibrahim.. 
Yang dilihat adalah bagaimana Nabi Ibrahim mampu 'menyembelih' cinta2 dunia yang 
ada di hatinya.. 

Menyembelih cintanya pada harta.. 
Menyembelih cintanya pada orang lain, termasuk isteri dan anaknya 
Menyembelih cintanya pada diri sendiri... 
Menyembelih cintanya pada dunia dan nafsu... 
Sehingga yang ada hanya cintanya pada Allah... 



Dan Nabi Ibrahim berhasil membuktikannya... 
Cintanya hanya untukNya... 

Mencintai Allah mestilah melebihi cintanya kepada orang lain seperti orang tua, anak, diri sendiri dan sesiapa saja yang dekat dengan kita. 

Beriman kepada Allah memiliki rasa manis yang tidak mungkin dinikmati, kecuali oleh orang yang beriman dengan sebenar-benar keimanan, penuh keikhlasan. 


*****

Allahuakbar..Allahuakbar.. Allahuakbar.. besarnya pengorbanan agung insan mulia ini. Sahabat, tepuk dada tanyalah iman. Sejauh mana pengorbanan yang telah kita lakukan untuk mengemis cinta Ilahi. Ke mana cinta yang kita hulurkan sebelum ini?

Sempena aidiladha pada esok hari, sama-samalah kita koreksi diri. Memperbetulkan mana yang salah kerana rahmat Allah itu Maha Luas dan pintu taubat-Nya senantiasa terbuka untuk kita. Ayuh kita sama-sama pasakkan keyakinan kita kepada Allah bukan pada manusia semata-mata.

Mengemis cinta Allah itu tiada titik noktahnya. Pengorbanan untuk meraih cinta itu tiada penghujungnya. Kembara dakwah demia sebuah cinta harus bermula mulai saat ini.

Salam aidiladha ku hulurkan. Semoga aidiladha kali ini mengajar kita erti pengorbanan yang sebenar. Ingat, pengorbanan demi sebuah cinta. Allahuakbar!

Sekian. Wassalam.

Qani'ah Mawaddah
3.43 pm
25 Oktober 2012
Bayt Dar Azzahra

No comments: